Benda selalu bergerak dengan amplitudo dan frekuensi yang
berubah-ubah tergantung dari sumbernya. Dari kenyataan ini, timbul
kenginan untuk membuat suatu alat yang dapat mendeteksi getaran/gerakan
ini. Namun biasanya, getaran ini sangat kecil amplitudonya sehingga
tidak terdeteksi oleh manusia. Oleh karena itu, harus digunakan alat
yang memiliki sensitivitas tinggi. Terinsipirasi dari percobaan
interferometer yang memiliki sensitivitas tinggi, dibuatlah suatu sensor
getaran yang memanfaatkan sifat interferensi gelombang elektromagnetik
(cahaya) yang digunakan dalam percobaan tersebut. Komponen penting
penyusun sensor tersebut adalah
sumber laser,
photransistor dan catu daya.
KOMPONEN ELEKTRONIK DALAM RANGKAIAN
» Phototransistor
Phototransistor biasa disebut juga
photoduodiode yang merupakan komponen semikonduktor yang sensitif terhadap cahaya dari
p-n photodiode. Biasanya
phototransistor dirangkai dalam konfigurasi
common-emitter dengan basis tidak disambungkan dan radiasi cahaya dikonsentrasikan pada daerah sekitar
collector-junction. Cara kerja komponen ini dapat dimengerti dengan
collector-junction di
reverse-bias.
Phototransistor
cukup peka terhadap perubahan intensitas cahaya yang masuk ke dalamnya.
Dengan adanya perubahan intensitas cahaya yang masuk ke
phototransistor, maka akan terjadi perubahan resistansi.
» Catu Daya
Catu daya adalah suatu rangkaian sumber tegangan yang digunakan untuk
menghasilkan tegangan DC dari masukan berupa tegangan AC. Rangkaian
catu daya tersusuna atas transformator, dioda bridge penyearah,
kapasitor, dan dioda Zener.
Pada transformator, tegangan AC masukan dapat diturunkan atau
dinaikkan dengan cara mengatur jumlah lilitan kumparan, sesuai dengan
persamaan
Hasil tegangan yang telah diubah oleh transfomator kemudian masuk dalam rangkaian dioda
bridge penyearah:
Saat tegangan di A lebih besar daripada tegangan di C, maka arus akan
mengalir dari A ke C. Arus tidak dapat mengalir lewat dioda AD,
sehingga akan mengalir melalui dioda AB menuju titik B dan akhirnya
menuju hambatan. Arus dari hambatan akan kembali ke titik D. Di sini
arus tidak akan melalui dioda AD sebab tegangan A lebih tinggi daripada
C, sehingga arus akan mengalir pada dioda CD. Demikian pula sebaliknya,
jika tegangan C lebih besar daripada A, maka arus akan mengalir melalui
dioda BC menuju titik B dan akan kembali pada titik D. Melalui dioda AD,
arus akan ke titik A. Dari sini tampak bahwa arus keluaran akan selalu
dari titik B dan menuju titik D, sehingga rangkaian ini merupakan
rangkaian penyearah gelombang penuh.
Kapasitor
C dirangkai secara pararel dengan hambatan. Fungsi
kapasitor dalam rangkaian ini adalah sebagai perata arus, sehingga arus
keluaran cukup konstan, tidak berupa pulsa-pulsa arus. Dioda Zener
digunakan dalam rangkaian dengan fungsi untuk menjaga tegangan keluaran
agar selalu konstan untuk nilai arus berapapun. Hal ini diperlukan agar
hasil keluaran tetap sehingga tidak merusak alat.
TINJAUAN TEORETIK
Solusi persamaan gelombang secara umum dapat dinyatakan
dengan
dan
Bila dua buah gelombang bertemu, maka akan terjadi interferensi
antara dua buah gelombang tersebut sehingga dapat dianggap sebagai
sebuah gelombang baru dengan persamaan
Bila arah rambat kedua gelombang tersebut saling berlawanan dan
frekuensi dari gelombangnya sama, maka dapat tercipta suatu gelombang
berdiri, yaitu gelombang dengan simpul dan perut gelombang pada
titik-titik tertentu yang bergantung pada jaraknya saja.
Dalam sensor getaran ini, digunakan perpaduan gelombang dengan cara
pemantulan. Dengan demikian, amplitudo, frekuensi sudut, dan bilangan
gelombang kedua gelombang sama, hanya arah rambatnya saja yang berbeda.
Untuk setiap titik pada lintasan cahaya akan terjadi interferensi
gelombang antara gelombang datang dan gelombang pantul. Sinar datang
memiliki solusi persamaan gelombang
Pada saat pemantulan, terjadi pembalikan fasa gelombang, sehingga sinar pantul memiliki persamaan gelombang
Dengan penjumlahan 2 gelombang:
sehingga
dengan
L adalah jarak sumber dengan ujung pantulan dan
x jarak titik dari ujung pantulan. Pada sensor getaran yang akan dibuat,
x adalah jarak sensor dengan cermin dan
L adalah jarak laser dengan cermin.
BAHAN DAN METODE
Bahan dan alat utama yang digunakan dalam pembuatan sensor getaran
ini adalah laser, photodiode, dan juga cermin. Awal percobaan hanya
ditargetkan agar sensor dapat mendeteksi getaran dengan hasil keluaran
berupa suara, namun ke depannya sensor ini dapat dikembangkan agar dapat
mengambil data dan menghitung frekuensi getaran. Data yang diperoleh
merupakan suara dari < em=""> (
speaker),
sedangkan untuk akuisi data mungkin bisa menggunakan Matlab atau program
simulasi lainnya, tetapi ini masih belum dicoba lebih lanjut.<>
HASIL PERCOBAAN
Salah satu hasil percobaan pengujian sensor yang telah dibuat dapat dilihat pada gambar berikut. Keluaran dari
speaker dicitrakan dengan menggunakan perangkat lunak cool edit pro.
ANALISIS
Pada sensor getaran yang telah dibuat, prinsip interferensi cahaya diterapkan ketika cahaya ditangkap oleh
phototransistor.
Sinar laser ditembakkan sedemikian rupa sehingga sebagian sinar
mengenai phototransistor, dan sebagian sinar diteruskan. Sinar yang
diteruskan tersebut dipantulkan oleh cermin (yang akan bergetar oleh
suatu faktor eksternal), dan hasil pantulannya akan ditangkap kembali
oleh
phototransistor, sehingga pada
phototransistor akan muncul pola gelap terang.
Bila ada getaran yang terjadi, maka jarak cermin terhadap
phototransistor akan berubah, dan pola gelap terang akan tergeser sehingga
phototransistor dapat menangkap perubahan tersebut. Ini berarti intensitas yang diterima oleh
phototransistor jadi berubah dan demikian pula tegangan pada
speaker, sehingga akan terdeteksi getaran yang keluarannya berupa bunyi.
Pada percobaan awal, sumber tegangan untuk laser tidak menggunakan
baterai tetapi digunakan catu daya. Akan tetapi, transformator yang
digunakan memberikan sinyal tegangan yang memiliki frekuensi 50 Hz
sehingga memberikan derau (
noise) pada alat ini dan muncul pada speaker. Rangkaian awal dari percobaan ini adalah seperti gambar berikut.
Oleh karena adanya
noise ini, maka rancangannya diubah, yaitu dengan menggunakan sumber tegangan AC menjadi DC secara langsung sehingga
noise bisa teratasi.
Sensor getaran yang dibuat hanya akan mendeteksi getaran cermin dalam
arah satu dimensi saja yaitu arah yang sejajar dengan sinar datang dan
sinar pantul laser. Perubahan dalam arah tegak lurus sinar datang tidak
akan mempengaruhi jarak antara cermin dengan laser dan
phototransistor. Dengan kata lain itu tidak mengubah pola gelap terang yang terjadi. Kerasnya suara pada
speaker
dipengaruhi oleh kecepatan dari gerakan cermin sehingga pola gelap
terang juga berubah dengan cepat. Hal ini diakibatkan oleh kerasnya
suara speaker bergantung pada laju perubahan tegangan terhadap waktu.
Jadi, semakin cepat laju perubahan ini (laju cermin), maka akan semakin
keras suaranya.
RINGKASAN
-
Sensor getaran yang telah dibuat ternyata memiliki sensitivitas tinggi
karena dapat mendeteksi gerakan/getaran yang sangat kecil. Oleh karena
sensitivitas yang tinggi ini, diputuskan agar sensor tidak menggunakan
sumber tegangan AC karena dapat menimbulkan noise berfrekuensi 50 hertz.
-
Sensor ini harus menggunakan laser yang memiliki koherensi tinggi karena
dibutuhkan pola gelap terang (bukan pola terang yang memiliki
intensitas berbeda-beda).
-
Sensor dapat mendeteksi getaran pada arah yang sejajar dengan sinar laser.
BAHAN BACAAN
-
P. Horowitz, 1980, The Art of Electronics: 2nd edition (London: Cambridge University Press).
-
K. Krane, 1996, Modern Physics: 2nd edition(New York: John Wiley and Sons, Canada).
-
Millman dan Halkias, 1964, Integrated Electronics, (Mc Graw Hill, Tokyo).
-
H.J. Pain, 1995, The Physics of Vibrations and Waves, 4th edition (New York: John Wiley & Sons).
-
M. Sayer dan A. Mansingh, 2000, Measurement, Instrumentation and Experiment Design in Physics and Engineering (Prentice Hall, India).