Hai sobat Fisika, hmm.... pada postingan belakangan ini saya telah memposting beberapa kumpulan makalah, ternyata pengunjung blog ini kebanyakan carinya makalah... jadi saya lanjutkan saja membagikan beberapa kumpulan makalah koleksi saya sewaktu kuliah dulu, kali ini saya akan membagikan makalah dengan judul " sistem pondorong roket elektromagnetik" aneh ya? apa bisa teknologi elektromagnetik bisa dijadikan pendorong roket yang beratnya berTon-ton.. untuk menjawab rasa penasaran teman-teman silahkan menyimak makalah tersebut berikut ini:
BAB I
PENDAHULUAN
-
Latar belakang
Dahsyatnya
elektromagnetik!. Begitu dahsyatnya sehingga para ilmuwan di NASA
(National Aeronautics and Space Admistration) mulai berpikir untuk
memanfaatkannya sebagai tenaga yang bisa ‘melemparkan’ pesawat luar
angkasa ke luar atmosfer bumi! Kenapa sampai muncul ide ini? Bukankah
mesin roket yang biasanya digunakan untuk mengirim pesawat-pesawat ke
luar bumi sudah cukup berhasil?
Sebenarnya
semua mesin roket yang sudah digunakan maupun yang sedang dikembangkan
saat ini tetap membutuhkan bahan khusus sebagai pendorongnya.
Bahan-bahan propellant ini bisa berupa bahan kimia seperti yang sudah
banyak digunakan, bisa juga berupa hasil reaksi fusi nuklir yang
teknologinya dikembangkan di awal abad 21 ini. Ada lagi berbagai
teknologi inovatif seperti light propulsion dan antimater propulsion.
Penggunaan propellant ini sebenarnya sangat membatasi kecepatan dan
jarak maksimum yang dapat dicapai pesawat. Karena itulah muncul ide
untuk mengirimkan pesawat luar angkasa menggunakan teknologi yang sama
sekali tidak melibatkan propellant. Sistem apa yang bisa ‘melemparkan’
pesawat yang begitu besar dan berat ke luar angkasa tanpa menggunakan
propellant sama sekali? Hanya Elektromagnetika yang bisa menjawabnya!
BAB II
PEMBAHASAN
-
Pengertian elektromagnetika
Elektromagnetika
merupakan penggabungan listrik dan magnet. Sewaktu kita mengalirkan
listrik pada sebuah kawat kita bisa menciptakan medan magnet. Listrik
dan magnet benar-benar tidak terpisahkan kecuali dalam superkonduktor
tipe I yang menunjukkan Efek Meissner (bahan superkonduktor dapat
meniadakan medan magnet sampai pada batas tertentu). Ini bisa dibuktikan
dengan cara meletakkan kompas di dekat kawat tersebut. Jarum penunjuk
pada kompas akan bergerak karena kompas mendeteksi adanya medan magnet.
Elektromagnetika udah banyak dimanfaatkan dalam membuat mesin motor,
kaset, video, speaker (alat pengeras suara), dan sebagainya. Sekarang
giliran proyek luar angkasa yang ingin memanfaatkan kedahsyatannya.
-
Cara kerja
David
Goodwin dari Office of High Energy and Nuclear Physics di Amerika
adalah orang yang mengusulkan ide electromagnetic propulsion ini. Saat
sebuah elektromagnet didinginkan sampai suhu sangat rendah terjadi
sesuatu yang ‘tidak biasa’. Jika kita mengalirkan listrik pada magnet
yang super dingin tersebut kita bisa mengamati terjadinya getaran
(vibration) selama beberapa nanodetik (1 nanodetik = 10-9
detik) sebelum magnet itu menjadi superkonduktor. Menurut Goodwin,
walaupun getaran ini terjadi hanya selama beberapa nanodetik saja, kita
tetap dapat memanfaatkan keadaan unsteady state (belum tercapainya
keadaan tunak) ini. Jika getaran-getaran yang tercipta ini dapat
diarahkan ke satu arah yang sama maka kita bisa mendapatkan kekuatan
yang cukup untuk ‘melempar’ sebuah pesawat ruang angkasa. Kekuatan ini
tidak hanya cukup untuk ‘melempar’ secara asal-asalan, tetapi justru
pesawat ruang angkasa bisa mencapai jarak maksimum yang lebih jauh
dengan kecepatan yang lebih tinggi dari segala macam pesawat yang
menggunakan propellant.
Gambar
1. kumparan kawat (solenoid) yang disusun dari kawat magnet
superkonduktor yang dililitkan pada batang logam berbentuk silinder
Untuk
menerangkan idenya, Goodwin menggunakan kumparan kawat (solenoid) yang
disusun dari kawat magnet superkonduktor yang dililitkan pada batang
logam berbentuk silinder (Gambar 1). Kawat magnetik yang digunakan
adalah logam paduan niobium dan timah. Elektromagnet ini menjadi bahan
superkonduktor setelah didinginkan menggunakan helium cair sampai
temperatur 4 K (-269oC). Pelat logam di bawah solenoida
berfungsi untuk memperkuat getaran yang tercipta. Supaya terjadi getaran
dengan frekuensi 400.000 Hz, perlu diciptakan kondisi asimetri pada
medan magnet. Pelat logam (bisa terbuat dari bahan logam aluminium atau
tembaga) yang sudah diberi tegangan ini diletakkan secara terpisah
(isolated) dari sistem solenoida supaya tercipta kondisi asimetri.
Selama beberapa mikrodetik sebelum magnet mulai berosilasi ke arah yang
berlawanan, listrik yang ada di pelat logam harus dihilangkan.
Tantangan
utama yang masih harus diatasi adalah teknik untuk mengarahkan
getaran-getaran yang terbentuk pada kondisi unsteady ini supaya
semuanya bergerak pada satu arah yang sama. Untuk itu kita membutuhkan
alat semacam saklar (solid-state switch) yang bisa menyalakan dan
mematikan listrik 400.000 kali per detik (yaitu sesuai dengan frekuensi
getaran). Solid-state switch ini pada dasarnya bertugas untuk mengambil
energi dari keadaan tunak dan mengubahnya menjadi pulsa listrik
kecepatan tinggi (dan mengandung energi tinggi) sampai 400.000 kali per
detiknya.
Energi
yang digunakan untuk sistem elektromagnetik ini berasal dari reaktor
nuklir (300 kW) milik NASA. Reaktor ini menghasilkan energi panas
melalui reaksi fisi nuklir. Reaksi fisi nuklir ini melibatkan proses
pembelahan atom yang disertai radiasi sinar gamma dan pelepasan kalor
(energi panas) dalam jumlah sangat besar. Reaktor nuklir yang
menggunakan ¾ kg uranium (U-235) bisa menghasilkan kalor yang jumlahnya
sama dengan kalor yang dihasilkan oleh pembakaran 1 juta galon bensin
(3,8 juta liter). Energi panas yang dihasilkan reaktor nuklir ini
kemudian dikonversi menjadi energi listrik yang bisa digunakan untuk
sistem electromagnetic propulsion ini. Ketika digunakan dalam pesawat
luar angkasa, ¾ kg uranium sama sekali tidak memakan tempat karena hanya
membutuhkan ruangan sebesar bola baseball. Dengan massa dan kebutuhan
ruang yang jauh lebih kecil dibandingkan mesin roket yang biasanya
digunakan untuk mengirim pesawat ke luar angkasa, pesawat yang
menggunakan sistem elektromagnetik ini dapat mencapai kecepatan maksimal
yang jauh lebih tinggi sehingga bisa mencapai lokasi yang lebih jauh
pula. Menurut Goodwin pesawat dengan teknologi elektromagnetik ini dapat
mencapai titik heliopause yang merupakan tempat pertemuan angin yang
berasal dari matahari (solar wind) dengan angin yang berasal dari
bintang di luar sistem tatasurya kita (interstellar solar wind).
Heliopause terletak pada jarak sekitar 200 AU (Astronomical Unit) dari
matahari. 1 AU merupakan jarak rata-rata bumi dari matahari yaitu
sekitar 150 juta km. Planet terjauh dalam sistem tatasurya kita saja
hanya berjarak 39,53 AU dari matahari. Semua pesawat luar angkasa yang
menggunakan propellant tidak bisa mencapai jarak sejauh itu!
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tentu
saja pesawat yang dipersenjatai elektromagnetik yang dahsyat ini masih
sangat jauh dari sistem ideal yang kita inginkan. Karena walaupun
pesawatnya bisa mencapai kecepatan sangat tinggi, kecepatan itu masih
sangat kecil dibandingkan kecepatan cahaya (300.000 km per detik).
Kecepatan maksimum yang bisa dicapai sistem ini masih di bawah 1%
kecepatan cahaya. Padahal bintang yang terdekat dengan sistem tatasurya
kita berada pada jarak lebih dari 4 tahun cahaya (1 tahun cahaya =
300.000 km/detik x 60 detik/menit x 60 menit/jam x 24 jam/hari x 365
hari/tahun = 9,4608.1012km). Perjalanan terjauh yang pernah ditempuh
manusia adalah 400.000 km (yaitu perjalanan ke bulan). Jika kita ingin
mengirim pesawat tanpa awak pun kita masih membutuhkan ratusan tahun
sebelum pesawat tersebut bisa mencapai bintang terdekat. Itu pun karena
pesawatnya menggunakan teknologi elektromagnetik! Dengan pesawat yang
menggunakan propellant kita baru bisa mencapai bintang terdekat dalam
waktu puluhan ribu tahun. Jika kita ingin mencapai bintang terdekat
dalam waktu lebih cepat seperti dalam film Star Trek kita membutuhkan
teknologi yang bisa melampaui kecepatan cahaya. Selama teknologi itu
masih belum bisa dikembangkan, kita bisa memanfaatkan dulu teknologi
elektromagnetik yang ternyata memberikan alternatif yang cukup
menjanjikan walaupun belum bisa mewujudkan impian kita untuk
menjelajahi jagad raya.
DAFTAR PUSTAKA
Yohanes surya. Dasyatnya elektromgnetika http://www.yohanessurya.com .Diakses pada tanggal 15 desember 2011.
Wikipedia. Spacecraft propulsion . http://en.wikipedia.org/wiki/Spacecraft_propulsion. Diakses pada tanggal 15 desember 2011.
Untuk makalah lainnya silahkan menuju tautan ini. Sekian Terima Kasih
Title : Makalah Sistem Pendorong Roket Elektromagnetik
Description : Hai sobat Fisika, hmm.... pada postingan belakangan ini saya telah memposting beberapa kumpulan makalah, ternyata pengunjung blog ini ...