Fisika kuantum adalah fisika yang dipelopori oleh Einstein, tetapi
kemudian dibencinya sendiri. Fisika kuantum yang memberi kesan bahwa
alam ini probabilistik atau acak membuatnya gusar. Sebagai penolakan,
konon Einstein pernah berkomentar: ” Alam penuh rahasia karena ia memang
agung, bukan menipu”. Sebagian menginterpretasikan kalimat Einstein itu
dengan “Tuhan tidak bermain dadu”, atau “Tuhan tidak berjudi”.
Kata kuantum dalam KBBI (ku·an·tum n 1 banyaknya (jumlah) sesuatu; 2 bagian dr energi yg tidak dapat dibagi lagi) sama sekali tidak menggambarkan apa yang dimaksudkan dengan kuantum dalam fisika. Maknanya tercatum dalam entri zarah (za·rah n 1 butir (materi) yg halus sekali; partikel;).
Dalam fisika kuantum, radiasi adalah zarah.
Hanya saja, zarahnya dibagi lagi. Zarah yang bisa menempati suatu titik
secara bersama-sama, disebut boson. Zarah yang individualis, tidak mau
bersama-sama, disebut fermion. Tapi, gabungan fermion berjumlah genap
jadi boson, sedangkan gabungan boson tetap boson. Tambah aneh saja.
Pada tahun 1913 Niels Bohr mengungkapkan
konsep atom sebagai inti atom yang dikelilingi sejumlah elektron pada
orbitnya, seperti matahari dikelilingi oleh satelit-satelitnya. Orbit
yang berbeda memiliki tingkat energi yang berbeda. Elektron dapat
melompat dari satu orbit ke orbit yang lain berdasarkan energi yang
dilepas atau di terima. Bila elektron menerima energi, ia dapat melompat
dari orbit berenergi rendah ke orbit berenergi lebih tinggi.
Sebaliknya, bila karena sesuatu sebab elektron melompat dari orbit
berenergi lebih tinggi ke orbit berenergi lebih rendah, dilepaskanlah
energi. Serapan atau lepasan energi ini disebut photon. Photon adalah
boson. Photon adalah zarah cahaya, kuantum cahaya, paket cahaya. Anda
tahu LED (light Emitting Diode), kan? Elektron dalam LED berlompatan ke
level energi yang lebih rendah (karena kita memberinya tegangan listrik)
sehingga kelihatan menyala (melepaskan photon). Lompatan antara beda
energi yang rendah menghasilkan cahaya yang tak tampak (infra merah,
kita gunakan pada remote control TV dan AC). Lompatan dengan
beda energi yang lebih besar menghasilkan warna merah. Beda energi yang
lebih besar lagi menghasilkan cahaya kuning, lalu hijau, lalu biru.
Jadi warna yang dihasilkan LED adalah warna aslinya, tidak perlu diberi
bungkus warna tertentu. Layar TV anda yang baru mungkin juga terdiri
dari jutaan LED berwarna merah, hijau, dan biru. Kombinasi intensitas
tiga warna ini memberikan jutaan warna lain. Kalau intensitas ke tiga
warna ini nol, warna yang dihasilkan adalah hitam.
Peristiwa fisika kuantum tak terasa telah
menyerbu kehidupan kita. Fisika kuantum telah memungkinkan berkembangnya
teknologi elektronika dan komunikasi. Sensasi warna adalah peristiwa
fisika kuantum. Bersyukurlah kalau anda tidak buta warna.
Gambaran yang diberikan oleh Bohr mengenai
atom tidak sepenuhnya benar. Erwin Schrodinger menyusun teori mengenai
mekanisme atom, sehingga teorinya disebut mekanika kuantum, dan
menjelaskan bahwa elektron tidak mengorbit secara teratur di sekeliling
inti atom. Elektron memenuhi ruang disekitar inti atom dengan
probabilitas keberadaannya. Probabilitas ini berbentuk awan atau kabut
yang menyelimuti inti atom. Bila kita tidak mengukurnya dengan sengaja,
kita tidak tahu di mana elektron berada.
Tunneling, adalah
fenomena dimana sesuatu menyebrangi penghalang, padahal energi yang
dimilikinya tidak cukup untuk memanjat penghalang untuk menyebranginya.
Benda yang mengalami tunneling tidak memanjat, tetapi menembus
dinding penghalang itu untuk sampai ke seberang, seperti hantu.
Tunneling diijinkan terjadi oleh fisika kuantum, dimana posisi sesuatu
adalah probabilitas, dan probabilitas keberadaan sesuatu di seberang
tembok tidaklah nol.
Saya tidak pernah mengalami mobil yang sudah
dimasukkan garasi tiba-tiba ditemukan di luar. Sekalipun teori kuantum
menyatakan kemungkinannya (probabilitasnya) tidak nol. Lagian, mobil
bukan zarah.
Probabilitas memang konsep yang bisa
ditafsirkan bermacam-macam. Dalam konteks ini, probabilitas adalah pola
yang muncul bila data atau peristiwa yang terjadi berjumlah banyak.
Misalnya undian dengan melempar koin. Karena koin cuma punya dua sisi,
bila probabilitas kemunculan kedua sisinya sama, maka kita menyebutnya
memiliki probabilitas 50% untuk mendapatkan depan, dan 50% untuk
mendapatkan belakang. Ini tidak berarti bahwa kalau kita melempar koin
dua kali akan selalu diperoleh satu depan dan satu belakang. Bisa jadi
empat lemparan semuanya memberikan depan. Dalam sepuluh lemparan mungkin
diperoleh 8 depan dan 2 belakang. Kalau kita perbanyak jumlah lemparan,
maka perbandingan munculnya depan dan belakang akan mendekati 50:50.
Setelah 1000 lemparan, bisa jadi diperoleh 513 depan dan 487 belakang
(51,3% depan). Setelah sejuta lemparan mungkin diperoleh 500034 depan
dan 499766 belakang (50,003% depan dan 49,976% belakang). Yang terakhir
ini kalau kita bulatkan sampai satu desimal saja akan memberikan angka
50:50.
Jadi kalau mobil saya cuma satu dan sudah
masuk garasi, maka bisa jadi akan ditemukan di luar tanpa siapapun
memindahkannya (karena tunneling) setelah sejuta tahun. Padahal besok mobil itu saya keluarkan dengan sengaja.
Peristiwa yang memiliki probabilitas kecil akan muncul bila prosesnya berlangsung tak henti. Tunnel diode
(dioda tunnel), misalnya. Dampak dari electron tunneling pada dioda ini
menyebabkan adanya resistansi negatif (arus turun dengan naiknya
tegangan). Resistansi negatif adalah resep untuk menghasilkan osilasi.
Tunnel diode digunakan sebagai osilator pada peralatan elektronik dan
telekomunikasi. Tunneling terjadi karena jumlah elektron yang terlibat
banyak sekali, dan sumber daya diberikan terus menerus.
Salah satu prinsip penting dalam fisika
kuantum adalah: Aliran energi itu tidak kontinyu, namun berbentuk
kuantum atau paket. Implikasinya, perubahan energi juga begitu, dalam
bentuk paket. Perubahan merupakan kelipatan dari paket yang terkecil.
Kelipatan terkecil itu dulu disebut quantum of action, nilainya 6.62606957×10−34
Joule detik. Sekarang bilangan ini disebut konstanta Planck. Planck
menemukan bilangan ini pada tahun 1899, ketika ia kebingungan dengan
persamaan yang ia susun untuk menjelaskan radiasi benda panas.
Persamaannya mempunyai banyak jawaban, kecuali bila radiasi yang
terpancar itu dianggap tidak kontinyu, tetapi dalam paket-paket. Paket
atau kuantum itu merupakan kelipatan bilangan yang amat kecil,
6.62606957×10−34 Joule detik. Planck berharap penjelasannya
yang aneh ini akan segera diperbaiki oleh para peneliti lain. Tetapi
Einstein malah memberikan konfirmasi dalam teori fotoelektrik, bahwa radiasi memang berbentuk paket atau kuantum. Teori fotoelektrik memberi Einstein hadiah Nobel.
Konstanta Planck sekarang sudah menjadi bahan
praktikum fisika. Praktikan diminta menghitung konstanta Planck dengan
peralatan yang sekarang sudah dianggap sederhana: sejumlah LED berbagai
warna, catu daya, resistor, voltmeter, spektrometer. Rumusnya: E=eVo=hc/λ.
e adalah muatan elektron.
Vo adalah tegangan nyala LED.
c adalah kecepatan cahaya
λ adalah panjang gelombang cahaya yang dihasilkan LED.
Konstanta Planck bila ditulis dalam desimal akan
menjadi 0,00…06626, dengan 33 buah nol di belakang koma sebelum angka 6.
Kecil banget, sehingga untuk kemudahan sehari-hari sama dengan nol, dan
kita boleh saja menganggap energi yang mengalir di rumah kita yang
menyalakan lampu, TV, kulkas, mesin cuci, pompa air, dsb. adalah
kontinyu. Selama ini kita tak punya keraguan bahwa udara, air dan semua
benda yang bisa kita raba adalah kontinyu. Padahal mereka terdiri atas
molekul dan atom yang diskrit atau berbentuk paket atau kuantum. Atom
sendiri terdiri atas inti atom (proton dan neturon) yang diselimuti
kabut elektron. Volume kabut elektron ini jauh lebih besar dari inti
atom, sehingga sebenarnya benda-benda ini merupakan ruang kosong, dan
dibentuk oleh ruang yang merupakan kabut elektron. Sedangkan kita tahu
yang disebut kabut elektron itu bukan kabut yang disebabkan oleh
banyaknya elektron yang seliweran, namun hanya beberapa elektron yang
memiliki probabilitas keberadaan yang membentuk ruang yang berbentuk
awan atau kabut.
Secara singkat, fisika kuantum menyatakan
bahwa semua partikel (molekul, atau atom, dan semua yang lebih kecil)
selalu bergerak, dan gerakannya acak, memancarkan atau menyerap energi
secara paket (kuantum). Makin tinggi suhunya, makin cepat gerakannya.
Pada gas, gerak yang lebih cepat ini menyebabkan kenaikan tekanan. Pada
zat cair, pemanasan menyebabkan sebagian atom memperoleh energi yang
cukup untuk melepaskan diri dari ikatan cairan dan menjadi gas
(menguap). Pada zat padat, pemanasan menyebabkan ikatan padat melemah
sehingga mencair.
Yang cukup menganggu adalah pernyataan bahwa
gerakan partikel itu acak, atau bersifat probabilistik. Terbiasa dengan
prediksi yang selalu terbukti tepat, Einstein pun tidak menyukai fisika
kuantum.