Gravitasi merupakan gaya interaksi
fundamental yang ada di alam. Para perencana program ruang angkasa
secara terus menerus menyelidiki gaya ini. Sebab, dalam sistem tata
surya dan penerbangan ruang angkasa, gaya gravitasi merupakan gaya yang
memegang peranan penting. Ilmu yang mendalami dinamika untuk benda-benda dalam ruang angkasa disebut mekanika celestial. Sekarang, pengetahuan tentang mekanika celestial memungkinkan untuk menentukan bagaimana menempatkan suatu satelit dalam orbitnya mengelilingi
bumi atau untuk memilih lintasan yang tepat dalam pengiriman pesawat ruang angkasa ke planet lain.
Sejak zaman Yunani Kuno, orang sudah
berusaha menjelaskan tentang kinematika sistem tata surya. Oleh karena
itu, sebelum membahas hukum gravitasi Newton, ada baiknya apabila Anda
juga memahami pemikiran sebelum Newton menemukan hukum gravitasi.
Plato (427 – 347 SM) ilmuwan yunani
mengemukakan bahwa bintang dan bulan bergerak mengelilingi bumi
membentuk lintasan lingkaran sempurna. Claudius Ptolemaus pada abad ke-2
M juga memberikan pendapat yang serupa yang disebut teori geosentris.
Teori ini menyatakan bumi sebagai pusat tata surya, sedangkan planet
lain, bulan dan matahari berputar mengelilingi bumi. Namun, pendapat
dari kedua tokoh tersebut tidak dapat menjelaskan gerakan yang rumit
dari planet-planet.
Nicolaus Copernicus, ilmuwan asal
Polandia, mencoba mencari jawaban yang lebih sederhana dari kelemahan
pendapat Plato dan Ptolemaus. Ia mengemukakan bahwa matahari sebagai
pusat sistem planet dan planet planet lain termasuk bumi mengitari
matahari. Anggapan Copernicus memberikan dasar yang kuat untuk
mengembangkan pandangan mengenai tata surya. Namun, pertentangan
pendapat di kalangan ilmuwan masih tetap ada. Hal ini mendorong para
ilmuwan untuk mendapatkan data pengamatan yang lebih teliti dan konkret.
Tyco Brahe (1546–1601) berhasil menyusun
data mengenai gerak planet secara teliti. Data yang Tyco susun kemudian
dipelajari oleh Johannes Keppler
(1571–1630). Keppler menemukan keteraturan-keteraturan gerak planet. Ia
mengungkapkan tiga kaidah mengenai gerak planet, yang sekarang dikenal
sebagai hukum I, II, dan III Kepler. Hukum-hukum Kepler tersebut
menyatakan:
1. Semua planet bergerak di dalam lintasan elips yang berpusat di satu titik pusat (matahari).
2. Garis yang menghubungkan sebuah planet ke matahari akan memberikan luas sapuan yang sama dalam waktu yang sama.
3. Kuadrat dari periode tiap planet yang mengelilingi matahari sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-rata planet ke matahari.
Pendapat Copernicus dan hukum Keppler
memiliki kesamaan bahwa gaya sebagai penyebab keteraturan gerak planet
dalam tata surya. Pada tahun 1687, Isaac Newton
membuktikan dalam bukunya yang berjudul “Principia” bahwa gerakan bulan
mengelilingi bumi disebabkan oleh pengaruh suatu gaya. Tanpa gaya ini
bulan akan bergerak lurus dengan kecepatan tetap. (Sesuai dengan
inersia), gaya ini dinamakan gaya gravitasi.
Gaya gravitasi memengaruhi gerakan planet-planet dan benda-benda angkasa
lainnya. Selain itu, gaya gravitasi juga penyebab mengapa semua benda
jatuh menuju permukaan bumi. Pemikiran Newton merupakan buah karya luar
biasa karena dapat menyatukan teori mekanika benda di bumi dan mekanika
benda di langit. Hal ini dapat dilihat dari penjelasan mengenai gerak
jatuh bebas dan gerak planet dalam tata surya.
Title : Perkembangan Teori Gravitasi
Description : Gravitasi merupakan gaya interaksi fundamental yang ada di alam. Para perencana program ruang angkasa secara terus menerus menyelidiki g...